Selasa, 01 Mei 2012

ANALISIS PERUBAHAN PENDAPATAN



·        Dalam ilmu ekonomi,Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode.
·        Dalam ilmu akuntansi,Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi (selama periode) yang timbul dalam rangka kegiatan usaha dari suatu badan bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan meningkatkan kontribusi dari ekuitas peserta.. Pendapatan harus diukur pada nilai wajar dengan pertimbangan diterimanya piutang.
· Secara umum,Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya,kebanyakan dari penjualan barang/jasa kepada pelanggan. Bagi investor pendapatan kurang penting dibandingkan keuntungan ,yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Kriteria pengakuan pendapatan.
Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran suatu item baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah :
  1. Definsi item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
  2. Item tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur.
  3. Relevansi informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan.
  4. Reliabilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji, dan netral.
Pengakuan pendapatan
Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.
Berbagai macam bentuk ratio antar perkiraan di laporan rugi laba sehubungan dengan analisis perubahan pendapatan
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengertian dari modal kerja disini peneliti kemukakan beberapa pendapat :
a. James C Van Harne (1997:214) menyatakan, bahwa “Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan”
b. J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”.
c. Bambang Riyanto (1995:7), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :
1.      Konsep kuantitatif. Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).
2.      Konsep kualitatif. Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )
3.      Konsep fungsional. Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.

Selasa, 03 April 2012

contoh BEP

CONTOH 1
Dik
                           proses prodeksi X            proses produksi Y
Harga Jual             Rp.10.000.000                 Rp. 10.000.000   
VC per unit           Rp.  5.000.000                 Rp.   4.000.000
FC                        Rp.     800.000                 Rp.   1.200.000

Ditanya :
1. Pada Volume penjualan berapakah keuntungan Proses produksi X sama dengan proses prodeksi Y
2. Jika barang yang mampu di jual sejuamlah 500 unit, Pola produksi X atau Y yang dipilih?

Jawab :
Proses Produksi X
CMa = Rp 5.000
Sbep = 160 unit = Rp. 1.600.000



Proses produksi Y
CMb = Rp 6.000
Sbep = 200 unit = Rp. 2.000.000
Keuntungan perusahaan dengan proses produksi X = keuntungan dengan proses produksi Y terjadi saat Q = 400 unit
PX.Q – VcX.Q – FcX = PY.Q – VcY.Q – FcY
10.000Q – 5.000Q – 800.000 = 10.000Q – 4.000Q -1.200.000
1.000Q = 400.000
         Q = 400
                            Proses Produksi A     Proses Produksi B
Penjualan (unit)              400                            400
Sales                         4.000.000                  4.000.000
VC                            2.000.000                 1.600.000
CM                           2.000.000                 2.400.000
FC (operational)           800.000                 1.200.000 
Laba                          1.200.000                 1.200.000

CONTOH 2

Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
Variable cost    Rp.5,000 / unit
Harga jual   Rp. 10,000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah
Rp.200,000
__________  =  40 units
10,000 – 5,000
Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
                   Total Fixed Cost
__________________________________   x  Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.200,000
__________  x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000 – 5,000

TENTANG BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

*      Tujuan Analisis Break Even Point (BEP)
*      Tujuan dari analisis break even point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapailaba tertentu Pengertian Analisis Break Even Poin (Titik Impas)
Analisa Break Even Point (BEP) adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara Baiaya Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Sering pula disebut “Cost - Profit - Volume analysis (C.P.V. analysis).
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
a.       Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba
b.       Struktur biaya tetap dan variable
c.        Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
d.       Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi
Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
o    harga jual persatuan,
o    produksi minimal,
o    pendesainan produk, dan lainnya
Dalam penentuan titik impas  perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu:
·         Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode
·         Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan
·         Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.

maupun rugi tertentu. Disamping itu juga untuk mengetahuipada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan belummendapat laba atau rugi. Sehingga hal itu dijadikan dasar oleh pimpinansebagai pengambilan keputusan di masa periode tersebut dan di masa yangakan datang

*      Manfaat dan Kegunaan Analisis Break Even (Titik Impas)
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut:
a.       Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
b.       Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c.        Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d.       Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Analisis break even point ini selain digunakan untuk menganalisis pada unit berapa atau pada omzet penjualan berapa perusahaan tidak menderita rugi dan tidak menerima keuntungan.
Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan” memaparkan kegunaan break even point adalah sebagai berikut :
1.   Untuk menunjukkan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai, jika perusahaan ingin mendapatkan laba.
2.   Untuk membantu menganalisis rencana untuk modernisasi atau otomatisasi untuk mengganti biaya variabel menjadi biaya tetap.
3.   Untuk membantu menganalisis pengaruh-pengaruh dari ekspansi terhadap tingkat operasi atau kegiatan.
4.   Untuk membantu dalam keputusan mengenai produk baru dalam hal biaya dan hasil penjualan.
                Menurut Sutrisno dalam bukunya “Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi” menjelaskan ada beberapa manfaat lain yang bisa diambil dengan menggunakan konsep break even point yaitu sebagai berikut :
1)    Perencanaan Penjualan atau Produksi
Pada setiap awal periode perusahaan sudah harus mempunyai perencanaan produksi  dan penjualan.  Rencana produksi dan penjualan bisa direncanakan dengan menggunakan konsep break even point.
2)    Perencanaan Harga Jual Normal
Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan adalah penentuan harga jual.  Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli untuk mendapatkan barang/jasa yang diinginkan.  Bagi perusahaan harga jual harus bisa menutup semua biaya dan target keuntungan.  Apabila tidak bisa menutup target laba, apalagi biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan dalam kondisi rugi.  Dalam membuat rencana harga jual, perusahaan mendasarkan pada proyeksi penjualan yang telah direncanakan, serta target laba pada periode yang bersangkutan.
3)    Perencanaan Metode Produksi
Analisis break even point ini juga sering digunakan untuk menentukan alternatif pemilihan metode produksi atau mesin produksi.  Ada mesin produksi yang mempunyai karakteristik biaya tetap rendah tetapi biaya variabel tinggi (sering disebut padat karya) atau biaya tetap tinggi tetapi biaya variabel perunit rendah (sering disebut padat modal).  Dari dua pilihan tersebut, mana yang akan dipilih apakah dengan padat karya (labour intencive) atau padat modal (capital intencive)? Untuk memilih alternatif mana yang terbaik, bisa digunakan analisis biaya, laba, dan volume (cost, profit, volume analysis).
4)    Titik Tutup Pabrik
Apabila kondisi perusahaan sudah menunjukkan biaya total melebihi penjualan totalnya, yang artinya bahwa perusahaan beroperasi dibawah titik break even, apakah perusahaan sebaiknya ditutup atau tetap dipertahankan.  Untuk itu manajemen harus menganalisis apakah kondisi yang demikian akan berlanjut dalam waktu yang relatif lama, atau tidak.  Ada kemungkinan manajemen harus memutuskan untuk menghentikan sementara atau seterusnya apabila kondisi sudah sedemikian parahnya.  Alat yang dapat digunakan manajemen  dalam mengadakan analisis penutupan perusahaan tersebut adalah analisis titik tutup pabrik atau sering disebut shut down point.  Apabila perusahan beroperasi dibawah break even point berarti perusahaan secara akuntansi mengalami kerugian   namun secara cash flow atau aliran kas perusahaan masih mendapatkan sisa kas, selama penerimaan pengahasilan masih bisa menutup biaya variabel dan biya tetap tunai.  Biaya tetap tunai adalah biaya tetap yang dikeluarkan secara tunai seperti pembayaran gaji, biaya promosi, sewa gedung, dan biaya tetap tunai lainnya.  Artinya pada kondisi tersebut perusahan masih bisa membayar gaji karyawannya, walaupun untuk membayar biaya tetap tidak tunai (penyusutan) tidak mencukupi.  Tetapi kalau penerimaan penjualan tidak bisa menutup biaya variabel dan biaya tetap tunai, maka perusahaan sudah harus ditutup.

*      Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1.       Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2.       Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3.       Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi

*      Asumsi yang digunakan dalam Break Even Point
             Mudah tidaknya perhitungan atau penutupan titik break even point tergantung pada konsep-konsep yang mendasari atau asumsi yang digunakan didalamnya.
             Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan” memaparkan asumsi  dasar yang digunakan dalam break even point adalah sebagai berikut :
ü  Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel.
ü  Biaya vaiabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
ü  Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah.
ü  Harga jual perunit konstan selama periode dianalisis.
ü  Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
ü  Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan” setiap produk tetap.


FAKTOR BEP
  1. Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap.
  2. Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan, sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan.
  3. Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
  4. Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode melakukan analisa.
  5. Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan menjual lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagai Sales Mix) akan tetap konstan.
  6. Kapasitas produksi pabrik relatif konstan.
  7. Harga faktor produksi relatif konstan.
  8. Efisiensi produksi tidak berubah.
  9. Perubahan pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti.
  10. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

CONTOH BEP

CONTOH 1
Dik
                           proses prodeksi X            proses produksi Y
Harga Jual             Rp.10.000.000                 Rp. 10.000.000   
VC per unit           Rp.  5.000.000                 Rp.   4.000.000
FC                        Rp.     800.000                 Rp.   1.200.000

Ditanya :
1. Pada Volume penjualan berapakah keuntungan Proses produksi X sama dengan proses prodeksi Y
2. Jika barang yang mampu di jual sejuamlah 500 unit, Pola produksi X atau Y yang dipilih?

Jawab :
Proses Produksi X
CMa = Rp 5.000
Sbep = 160 unit = Rp. 1.600.000



Proses produksi Y
CMb = Rp 6.000
Sbep = 200 unit = Rp. 2.000.000
Keuntungan perusahaan dengan proses produksi X = keuntungan dengan proses produksi Y terjadi saat Q = 400 unit
PX.Q – VcX.Q – FcX = PY.Q – VcY.Q – FcY
10.000Q – 5.000Q – 800.000 = 10.000Q – 4.000Q -1.200.000
1.000Q = 400.000
         Q = 400
                            Proses Produksi A     Proses Produksi B
Penjualan (unit)              400                            400
Sales                         4.000.000                  4.000.000
VC                            2.000.000                 1.600.000
CM                           2.000.000                 2.400.000
FC (operational)           800.000                 1.200.000 
Laba                          1.200.000                 1.200.000

CONTOH 2

Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
Variable cost    Rp.5,000 / unit
Harga jual   Rp. 10,000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah
Rp.200,000
__________  =  40 units
10,000 – 5,000
Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
                   Total Fixed Cost
__________________________________   x  Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.200,000
__________  x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000 – 5,000

KEGUNAAN BEP 
Kegunaan Analisis Break Even Point
Analisis break Even Point dapat digunakan untuk berbagai tujuan terutama bagi perusahaan yang sedang menyusun perencanaan. Disamping itu juga dapat di gunakan sebagai alat pengendalian waktu perusahaan masih dalam kegiatan sebelum berakhirnya suatu periode.
Menurut Adikoesoemah ( 1996 : 359 ) mengemukakan bahwa analisa Break Even Point digunakan oleh perusahaan- perusahaan dengan tujuan untuk :
a. Mengevaluasi tujuan laba dari perusahaan secara keseluruhan
b. Menyajikan data biaya dan laba kepada top management, yang di pereelukaan untuk mengambil keputusan dan merumuskan kebijakan-kebijakan.
c. Mengganti sistim laporan yang tebal-tebal dengan sutu grafik yang mudah di baca dan di mengerti.
Sedangkan menurut Sigit ( 1996 : 3 ) juga menyatakan tentang berbagai kegunaan analisis BEP adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat untuk merencanakan laba
2. Sebagai alat untuk perencanaan budget.
3. Sebagai penentu harga jual produk
4. Sebagai dasar menentukan harga jual produk
5. Sebagai dasar rencana pengembangan
6. Saebagai dasar pengambilan keputusan
Dari beberapa urain tersebut tentang Break Even Point, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegunaan analisis Break Even Point antara lain:
a. Analisis Break Even Point dapat di pakai sebagai alat pemberi informasikepada manajemen secara sederhana dan singkat
b. Analisis Break Even Point dapat di gunakan sebagai alat pedoman dalam mengambil keputusan terutama yang menyangkut biaya, pendapatan, dan perencanaan biaya
c. Analisis Break Even Point dapat pula memberikan gambaran tentang biaya dan hasil produknya yang diharapkan secara menyeluruh didalam aktivitas utama perusahaan di masa mendatang
d. Analisis Break Even Point dapat digunakan sebagai landasan untuk mengendalikan kegiatan oprasional yang sedang berjalan, yaitu sebagai sarana untuk antara relisasi dengan perhitungan dengan berdasarkan analisa break even point sebagai alat pengendali atau controlling.
e. Analisis Break Even Point dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah di ketahui hasil-hasil perhitungan menurut analisa break even point dan laba yang ditargetkan. 

KESIMPULAN BEP

Hand Out Manajemen Keuangan I
Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bias diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti.
Hal ini dikarenakan belum adanya kepastian tentang break even point ,karma masih adanya
perbedaan – perbedaan tentang pengertian break even point.
 


Selasa, 20 Maret 2012

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA

 
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA


a. Pengertian Modal Kerja
Terdapat beberapa definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yaitu:
a)Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (berikutNet Working Capital). Kelebiahan ini merupakan jumlah aktiva lancer yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersediannya aktiva lancer yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang.
b) Modal kerja adalah jumlah aktiva lancer. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working Capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dan unsur-unsur aktiva lancer misalnya kas, surat-surat berharga, piutang , dan persediaan.
c) Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (Current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Definisi ini berdasarkan konsep fungsional yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.

b.  Analisi Sumber Dan Penggunaaan Dana

Pengertian
Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mempelajari bagaimana suatu perusahaan melaksanakankebijakan investasinya dan melaksanakan kebijakan financial nya selama periode tertentu,biasanya dalam masa 1 tahun/jangka pendek. 

Dana dalam analisis sumber dan penggunaan dana dapat diartikan secara sempit maupun secara luas sebagai berikut :
1.Dalam arti sempit, dana adalah kas.
2.Dalam arti luas, dana adalah modal kerja.

c. Dana Dalam Pengertian Kas
 Jika dana di artikan kas,perubahan unsur-unsur yang mendukung laporan keuangan akan berpengaruh terhadap kas dengan adanya penambahan atau pengurangan . Jadi laporan sumber dan penggunaan kas di susun untukmengetahui perubahan kas selama satu periode.


Langkah –langkah yang harus di tempuh dalam penyusunan analisis sumber dan penggunaan kas,terdiri atas
-          Susunan laporan perubahan necarac untuk 2 (dua) tahun terakhir,kemudian identifikasi mana yang merupakan sumber kas dan pengeluaran kas.
-          Klasifikasikan unsur-unsur dalam laporan rugi laba atau laporan laba di tahanmana yang merupakan sumber kas dan pengeluaran kas.
-          Susun laporan sumber dan penggunaan kas dengan menggabungkan semua informasi yang dapat menambah kas (sumber kas ) dan mengurangi kas ( penggunaan kas ).

Dana Dalam Pengertian Modal Kerja
            Jika dana dalam pengertian modal kerja,maka yang di maksud adalah modal kerja netto yaitu modal kerja yang di hitung dari selisih antara aktiva lancar denganutang lancar, yang dapat menambah atau mengurangi modal kerja netto adalah unsure - unsur yang ada di luar modal kerja. Oleh karena itu perubahan unsur modalkerja tidak akan menyebabkan perubahan modal kerja netto .

Langkah – langkah Penyusunan Analisis Modal Kerja
Langkah – langkah yang harus di tempuh dalam penyusunan analisis modal kerja
-    Susunan laporan perubahan modal kerja yang memberikan gambaran mengenai perubahan dari  masing-masing unsur modal kerja atau unsure Current account antara dua waktu.
-    Klasifikasikan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non current account antara dua waktu tersebut ke dalam golongan yang menambah atau mengurangi modal kerja.
-    Klasifikasikan unsur – unsur