Jumat, 25 November 2011

TIDAK SELAMANYA DIAM ITU ADALAH EMAS

Telah lama kita mendengar ungkapan bahwa diam itu emas.
Diam dan keheningan itu adalah peng-indah pembicaraan, dan diam pada saat yang tepat justru membuat seseorang berbicara lebih fasih daripada mereka yang melulu berbicara.
Tetapi tidak semua diam dan keheningan adalah emas.
Pada banyak kesempatan, diam itu justru menjadi sebab dari masalah-masalah besar, dan menjadi pemberi ijin bagi keberlanjutan dari keburukan dan kejahatan.
Diam adalah sebuah bentuk persetujuan; sehingga seseorang yang diam dihadapan kesalahan dan kejahatan sebetulnya sama dengan menyetujui terjadinya kesalahan dan tidak menolak dilaksanakannya kejahatan.
Bila kita dinilai dari apa yang kita katakan, mohon Anda sadari bahwa kita juga dinilai dari apa yang kita diamkan.

Maka terhadap apakah Anda diam?
Keheningan bukanlah sebuah pelajaran.
Yang Anda dengar dalam keheningan itu lah yang menjadi pelajaran keemasan.
Keheningan bukan lah hanya tidak adanya suara. Keheningan adalah tempat kembali bagi pribadi-pribadi yang berupaya mengerti, karena dalam relung-relung keheningan yang damai itu lah-tergemakan suara-suara yang tak terdengar oleh telinga.

Tetapi kita tidak dapat hidup sepenuhnya hanya dalam keheningan. Bahkan mereka yang menemukan kedamaian dan pengertian dalam keheningan -akhirnya akan terpaksa meninggalkan dunia senyap itu, karena setelah beberapa saat, pengertian yang terdengar dalam keheningan itu akan tumbuh menjadi bentuk kebisingan yang memekakkan telinga hati.

Setelah Anda mengerti -keheningan akan mengusir Anda keluar, agar Anda sibuk bergaul dalam kehidupan ramah yang saling menguntungkan dengan orang lain, karena sebetulnya untuk itu lah pengertian itu diberikan kepada Anda.

Diam adalah bahasa yang sering disalah-artikan.

Bagi mereka yang tidak memiliki sesuatu yang bernilai untuk dikatakan, diam adalah penyelamat yang baik.
Tetapi, di hadapan mereka yang menikmati kemenangan atas kelemahan orang lain-diam adalah tanda kebodohan yang bisa diambil keuntungan darinya.

Maka meskipun diam itu emas, berhati-hatilah dalam memilih kepada siapa Anda diam, tentang hal apa Anda diam, kapan saat Anda diam, dan cara yang Anda gunakan untuk diam.

Bila penguasaan bahasa Anda dinilai dari kefasihan Anda dalam menggunakan kata-kata dan tata olah bicara, mohon Anda ingat bahwa Anda juga dinilai dari kefasihan Anda dalam menggunakan tidak adanya kata. Dengannya, hanya diam saja -tidak cukup untuk mencapai kualitas keemasan pribadi kita.

Fasih berbicara adalah juga fasih untuk tidak berbicara.

Keheningan sering memperbesar penderitaan karena kecenderungannya untuk mengulangi kejadian.
Perhatikanlah, orang sering merasa tersinggung/tidak pada saat dia mendengar perkataan yang merendahkan; tetapi lama setelah keheningan mengulangi kata-kata itu berkali-kali dalam kesendiriannya.
Perhatikanlah juga,bagaimana dia menjadi semakin bersedih, setelah dia memutar ulang cerita ketidak-beruntungan hidupnya.

Maka, apakah kira-kira nama dari tempat sampai-bagi dia yang menemukan kesenangan dalam mengulangi cerita kesulitan dan kegagalannya?

Lalu, perhatikanlah bagaimana seorang yang lain – menjadi congkak karena senang memutar ulang saat-saat pendek di mana dia menang dan dipuji-puji oleh orang lain.
Itu adalah alasan mengapa kita sering menemukan orang-orang kecil dengan kesombongan besar.

Padahal, seseorang yang telah mencapai kebesaran – justru merasa paling takut untuk berada lagi dalam kegembiraan yang menyertai keberhasilannya dulu; karena, kegembiraan dari hasil pengulangan seperti itu – mudah tumbuh menjadi kebanggaan, dan yang kemudian beralih wajah menjadi kesombongan.
Karena dia mengerti bahwa tidak ada keberhasilan kecuali yang Diijinkan – sebagai gantinya dia memilih untuk mengulangi rasa bersyukur yang menghampirinya bersamaan dengan kedatangan keberhasilan.
Dengan demikian, kehati-hatian dalam mengijinkan apa yang boleh diulangi dalam keheningan – adalah kunci menuju kekuatan hati.

Bagi hati yang mencari keheningan adalah tempat untuk menemukan.
Bagi yang sudah menemukan nilai dari pengertian itu hanya sebanding dengan keikhlasannya untuk menerima.
Dan bagi yang sudah menerima nilai dari penerimaannya bergantung pada nilai yang bisa dibangunnya untuk orang lain -dari pengertian itu.
Maka diam dan keheningan, hanya bernilai bagi yang merindukan nilai.
Telah lama kita mendengar ungkapan bahwa diam itu emas.
Diam dan keheningan itu adalah peng-indah pembicaraan, dan diam pada saat yang tepat justru membuat seseorang berbicara lebih fasih daripada mereka yang melulu berbicara.
Tetapi tidak semua diam dan keheningan adalah emas.
Pada banyak kesempatan, diam itu justru menjadi sebab dari masalah-masalah besar, dan menjadi pemberi ijin bagi keberlanjutan dari keburukan dan kejahatan.

Diam adalah sebuah bentuk persetujuan; sehingga seseorang yang diam dihadapan kesalahan dan kejahatan sebetulnya sama dengan menyetujui terjadinya kesalahan dan tidak menolak dilaksanakannya kejahatan.
Bila kita dinilai dari apa yang kita katakan, mohon Anda sadari bahwa kita juga dinilai dari apa yang kita diamkan.

Maka terhadap apakah Anda diam?
Keheningan bukanlah sebuah pelajaran.
Yang Anda dengar dalam keheningan itu lah yang menjadi pelajaran keemasan.
Keheningan bukan lah hanya tidak adanya suara. Keheningan adalah tempat kembali bagi pribadi-pribadi yang berupaya mengerti, karena dalam relung-relung keheningan yang damai itu lah-tergemakan suara-suara yang tak terdengar oleh telinga.

Tetapi kita tidak dapat hidup sepenuhnya hanya dalam keheningan. Bahkan mereka yang menemukan kedamaian dan pengertian dalam keheningan -akhirnya akan terpaksa meninggalkan dunia senyap itu, karena setelah beberapa saat, pengertian yang terdengar dalam keheningan itu akan tumbuh menjadi bentuk kebisingan yang memekakkan telinga hati.

Setelah Anda mengerti -keheningan akan mengusir Anda keluar, agar Anda sibuk bergaul dalam kehidupan ramah yang saling menguntungkan dengan orang lain, karena sebetulnya untuk itu lah pengertian itu diberikan kepada Anda.

Diam adalah bahasa yang sering disalah-artikan.
Bagi mereka yang tidak memiliki sesuatu yang bernilai untuk dikatakan, diam adalah penyelamat yang baik.
Tetapi, di hadapan mereka yang menikmati kemenangan atas kelemahan orang lain-diam adalah tanda kebodohan yang bisa diambil keuntungan darinya.

Maka meskipun diam itu emas, berhati-hatilah dalam memilih kepada siapa Anda diam, tentang hal apa Anda diam, kapan saat Anda diam, dan cara yang Anda gunakan untuk diam.
Bila penguasaan bahasa Anda dinilai dari kefasihan Anda dalam menggunakan kata-kata dan tata olah bicara, mohon Anda ingat bahwa Anda juga dinilai dari kefasihan Anda dalam menggunakan tidak adanya kata. Dengannya, hanya diam saja -tidak cukup untuk mencapai kualitas keemasan pribadi kita.
Fasih berbicara adalah juga fasih untuk tidak berbicara.

Keheningan sering memperbesar penderitaan karena kecenderungannya untuk mengulangi kejadian.
Perhatikanlah, orang sering merasa tersinggung/tidak pada saat dia mendengar perkataan yang merendahkan; tetapi lama setelah keheningan mengulangi kata-kata itu berkali-kali dalam kesendiriannya.
Perhatikanlah juga,bagaimana dia menjadi semakin bersedih, setelah dia memutar ulang cerita ketidak-beruntungan hidupnya.

Maka, apakah kira-kira nama dari tempat sampai-bagi dia yang menemukan kesenangan dalam mengulangi
cerita kesulitan dan kegagalannya?
Lalu, perhatikanlah bagaimana seorang yang lain – menjadi congkak karena senang memutar ulang saat-saat pendek di mana dia menang dan dipuji-puji oleh orang lain.

Itu adalah alasan mengapa kita sering menemukan orang-orang kecil dengan kesombongan besar.
Padahal, seseorang yang telah mencapai kebesaran – justru merasa paling takut untuk berada lagi dalam kegembiraan yang menyertai keberhasilannya dulu; karena, kegembiraan dari hasil pengulangan seperti itu – mudah tumbuh menjadi kebanggaan, dan yang kemudian beralih wajah menjadi kesombongan.

Karena dia mengerti bahwa tidak ada keberhasilan kecuali yang Diijinkan – sebagai gantinya dia memilih untuk mengulangi rasa bersyukur yang menghampirinya bersamaan dengan kedatangan keberhasilan.
Dengan demikian, kehati-hatian dalam mengijinkan apa yang boleh diulangi dalam keheningan – adalah kunci menuju kekuatan hati.

Bagi hati yang mencari keheningan adalah tempat untuk menemukan.
Bagi yang sudah menemukan nilai dari pengertian itu hanya sebanding dengan keikhlasannya untuk menerima.
Dan bagi yang sudah menerima nilai dari penerimaannya bergantung pada nilai yang bisa dibangunnya untuk orang lain -dari pengertian itu.
Maka diam dan keheningan, hanya bernilai bagi yang merindukan nilai.

Jumat, 11 November 2011

MAKNA SABAR

MAKNA SABAR

Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Sekilas Tentang Hadits

Hadits ini merupakan hadits shahih dengan sanad sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Suhaib dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh :
- Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa’iq, Bab Al-Mu’min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999.
- Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam Musnadnya, yaitu hadits no 18455, 18360, 23406 & 23412.
- Diriwayatkan juga oleh Imam al-Darimi, dalam Sunannya, Kitab Al-Riqaq, Bab Al-Mu’min Yu’jaru Fi Kulli Syai’, hadits no 2777.
Makna Hadits Secara Umum
Hadits singkat ini memiliki makna yang luas sekaligus memberikan definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman. Setiap orang yang beriman digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’ ( عجبا ). Karena sifat dan karakter ini akan mempesona siapa saja.
Kemudian Rasulullah SAW menggambarkan bahwa pesona tersebut berpangkal dari adanya positif thinking setiap mu’min. Dimana ia memandang segala persoalannya dari sudut pandang positif, dan bukan dari sudut nagatifnya.
Sebagai contoh, ketika ia mendapatkan kebaikan, kebahagian, rasa bahagia, kesenangan dan lain sebagainya, ia akan refleksikan dalam bentuk penysukuran terhadap Allah SWT. Karena ia tahu dan faham bahwa hal tersebut merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada dirinya. Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif baginya.
Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, bencana, rasa duka, sedih, kemalangan dan hal-hal negatif lainnya, ia akan bersabar. Karena ia meyakini bahwa hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi dirinya yang pasti memiliki rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Urgensi Kesabaran
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman sebagaimana hadits di atas.
Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar.
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam;
1. Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.
2. Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…"
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."

4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3: 146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar."
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13: 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."
Inilah diantara gambaran Al-Qur'an mengenai kesabaran. Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.

Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…" (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…" (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW mengatakan, "…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah." (HR. Bukhari)

8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)

9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)
Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang "menyenangkan".
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.
Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan dalam Hadits

Dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat beberapa hadits yang secara spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun kondisi-kondisi seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek tersebut bukan merupakan ‘pembatasan’ pada bidang-bidang kesabaran, melainkan hanya sebagai contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk lebih bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan lainnya. Diantara kondisi-kondisi yang ditekankan agar kita bersabar adalah :
1. Sabar terhadap musibah.

Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang paling sering dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan bentuk sabar yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.’ Wanita tersebut menjawab, ‘Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.’ Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, ‘(maaf) aku tadi tidak mengetahui engkau wahai Rasulullah SAW.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.’ (HR. Bukhari Muslim)

2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya maka bersabarlah (untuk menghadapinya).” HR. Muslim.

3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang melihat pada amir (pemimpinnya) sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia bersabar. Karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian ia mati. Maka ia mati dalam kondisi kematian jahiliyah. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan.
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; ‘Wahai Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak mengangkat (memberi kedudukan kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kalian akan melihat setelahku ‘atsaratan’ (yaitu setiap orang menganggap lebih baik dari yang lainnya), maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada telagaku (kelak). (HR. Turmudzi).

5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas kenegatifan mereka. (HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomi
Dalam sebuah riwayat digambarkan; ‘Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).

Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran. Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena al-Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga dzikir kepada Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)
6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.

Komitmen Seorang Muslim Pada Sisi Ibadah

Komitmen Seorang Muslim Pada Sisi Ibadah

Sebelumnya telah dibahas bagaimana komitmen seorang muslim pada sisi aqidah yang merupakan langkah awal agar diterimanya segala amal dan perbuatan manusia; baik zahir maupun batin, kecil atau besar, sedikit atau banyak dan langsung atau tidak langsung serta hanya sebatas niat atau perbuatan yang kongkret.
Dan untuk melengkapi hidup seorang muslim, setelah mengikrarkan diri beriman kepada Allah SWT dan melaksanakan komitmennya maka komitmen kedua yang harus dipegang teguh dan dilaksanakan adalah komitmen pada sisi ibadah
Ibadah di dalam Islam merupakan puncak sifat kepatuhan dan kerendahan diri dihadapan Allah sebagaimana ia juga merupakan puncak perasaan keagungan Allah sebagai Zat yang patut disembah dan diimani. Ia menjadi anak tangga pertalian di antara hamba dengan Tuhannya. Ibadah ini juga memberi kesan yang mendalam di dalam menjalin hubungan yang erat manusia dengan sang Khalik (Allah SWT) dan juga menjalin hubungan yang harmonis dengan makhluk lainnya.
Begitu juga dengan ibadah-ibadah dalam rukun Islam seperti shalat, puasa, zakat dan haji
serta amalan-amalan lainnya yang dilaksanakan untuk mendapat keridhaan Allah SWT dan dalam mengamalkan Syariat-Nya adalah termasuk dalam pengertian ibadah.
Bertitik tolak dari pengertian inilah Islam menetapkan supaya seluruh hidup manusia dipelihara agar menjadi hamba yang taat kepada Allah SWT seperti yang dinyatakan oleh Allah:
“Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah dan beribadah kepada-Ku. Aku tidak sekali-kali menghendaki rezki pemberian dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah, Dialah saja Yang Memberi rezki (kepada sekalian makhluk-Nya, dan Dialah saja) Yang Mempunyai Kekuasaan yang tidak terhingga, lagi Yang Maha Kuat Kokoh kekuasaan-Nya”. (Adz-Dzariyat :56-58)
Allah juga berfirman:
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam”. (Al-An’am:162)
Jadi apa komitmen seorang muslim yang harus dipegang teguh???
Paling tidak ada beberapa hal komitmen seorang muslim yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan ibadah, sehingga dengan ini menjadi langkah untuk menggapai ridha Allah SWT:
1- Memastikan diri bahwa ibadah yang dilakukan mempunyai hubungan dengan Allah yang disembah. Inilah apa yang dikatakan dengan tingkatan “keihsanan dalam ibadah”. Rasulullah saw sendiri pernah ditanya (oleh malaikat Jibril) tentang tingkatan”ihsan” ini, lalu baginda menjawab:
“Bahwa engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya (sedikitpun) maka yakinlah bahwa Allah melihat engkau” (Muttafaqun ‘Alaih).
2- Memastikan diri bahwa ibadah yang dilakukan penuh kekhusyu’an sehingga dapat merasakan kenikmatan, kelezatan dan manisnya ibadah serta mendatangkan kekuatan ke dalam dirinya sehingga berkelanjutan mengerjakannya.
Aisyah ra pernah berkata:
“Adalah Rasulullah saw berbicara dengan kami dan kami juga berbicara dengannya tetapi bila tiba saja waktu shalat ia seolah-olah tidak mengenali kami dan kami pula tidak mengenalinya.” (Hadits diriwayatkan oleh Al-Azdi)
Kekhusyu’an inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw:
“Betapa banyak orang yang mengerjakan shalat, namun tidak diterima kecuali hanyalah rasa penat dan lelah belaka”. (An-Nasa’i)
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh ganjaran apa-apa kecuali lapar dan dahaga”. (An-Nasa’I dan Ibn Majah dari Abu Hurairah)
3- Memastikan diri bahwa dalam beribadah, hati dan jiwanya merasakan kehadiran Allah, membuang dan melupakan kesibukan dunia dan hiruk-pikuknya.
Beribadah dalam keadaan seperti inilah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya:
“Allah SWT tidak memandang kepada shalat seseorang yang mengerjakan tanpa kehadiran hati beserta gerak badannya.” (Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Mansur Ad-Dailami dalam “Musnad Al- Firdaus” daripada Ubayy Ibn. Ka’ab dan sanadnya da’if.)
Seorang ulama berkata:
“Shalat itu adalah urusan akhirat, maka ketika masuk menunaikannya (berarti) Anda telah keluar dari dunia.”
Al-Hassan Al-Basri meriwayatkan:
“Setiap shalat yang tidak disertai kehadiran hati, maka ia adalah lebih hanya sekadar siksaan.”
4- Memastikan diri bahwa ibadah yang dilakukan dalam keadaan senantiasa ingin menambahnya, tidak merasa cukup dengan yang ritual dan wajib saja. Namun berambisi untuk menambahnya dengan amalan-amalan sunnah sebagai mengikuti seruan Allah, seperti yang termaktub dalam sebuah hadits qudsi:
“Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku (wali-Ku), maka Aku mengisyaratkan perang terhadapnya. Tidak ada satu perbuatan mendekatkan diri seorang hamba (taqarrub) kepada Aku yang lebih Aku cintai selain daripada kewajiban-kewajiban yang Aku fardhukan ke atasnya. Dan hamba-Ku akan terus beramal mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Dan apabila Aku sudah mencintainya maka Aku (menjadikan) pendengarannya yang dengannya dia mendengar, penglihatannya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia menggenggam dan kakinya yang dengannya dia berjalan. Jika dia memohon sesuatu dari Aku niscaya Aku memberinya. Dan jika dia memohon perlindungan Aku (dari sesuatu) niscaya Aku akan melindunginya. Aku tidak pernah ragu dari sesuatu yang Aku lakukan seperti Aku ragu (hendak mengambil) nyawa hamba-Ku yang Mukmin, di mana dia membenci maut sedang Aku tidak menyakitinya.” (Al-Bukhari)
5- Berusaha menunaikan ibadah qiyamullail (shalat malam) serta melatih diri melakukannya sehingga ia menjadi satu kebiasaan. Hal ini adalah karena qiyamullail adalah sumber kekuatan yang memantapkan iman. Sebagaimana firman Allah:
“Sebenarnya shalat dan ibadah malam lebih kuat kesannya (kepada jiwa) dan lebih mantap bacaannya”. (Al-Muzammil:6)
Dan Allah SWT juga menerangkan sifat hamba-hambanya yang mukmin:
“Mereka senantiasa mengambil waktu sedikit saja: Masa dari waktu malam, untuk mereka tidur. Dan pada waktu akhir malam (sebelum fajar) pula, mereka selalu beristighfar kepada Allah (memohon ampun)“. (Adz-dzariat:17-18)
Allah juga berfirman:
“Mereka merenggangkan diri dari tempat tidur, (sedikit tidur, karena mengerjakan shalat tahajjud dan amal-amal shalih); mereka senantiasa berdoa kepada Tuhan mereka dengan perasaan takut (akan kemurkaan-Nya) serta dengan perasaan ingin memperoleh (keridhaan-Nya) dan mereka selalu pula mendermakan sebahagian dari apa yang Kami beri kepada mereka”. (As-Sajdah:16)
Di antara amalan-amalan sunnah yang dikerjakan selain qiyamulail adalah shalat Dhuha, shalat tarawih, puasa pada hari senin dan Kamis, puasa pada Hari Arafah, puasa pada Hari Asyura’, puasa enam hari dalam bulan Syawal, tiga hari di setiap pertengahan bulan hijriyah (13,14 dan 15) dan beri’ktikaf di masjid dan lain sebagainya.
6- Senantiasa meluangkan waktu tertentu untuk membaca Al-Quran dengan cara merenungi maksud dan makna-maknanya terutama pada waktu menjelang subuh karena Allah berfirman:
“Dirikanlah olehmu shalat ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan (dirikanlah) shalat subuh sesungguhnya shalat subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya)”. (Al-Isra’ :78).
Membacanya dengan penuh tadabbur tafakkur dan tadzakkur, merenunginya dengan khusyuk karena Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Al-Quran diturunkan dalam keadaan dukacita, maka apabila kamu membacanya hendaklah kamu merasakan keduka citaan tersebut.” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Abu Nu’aim).
Demikian juga senantiasa mengingat peringatan Allah dalam firman-Nya:
“Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini ke atas sebuah gunung, niscaya engkau melihat gunung itu khusyuk serta pecah belah karena takut kepada Allah”. (Al-Hasyr:21).
Rasulullah saw bersabda:
“Tidaklah beriman dengan Al-Quran oleh orang yang menghalalkan apa yang diharamkan oleh Al-Quran” (Diriwayatkan oleh At-Tirmizi)
Nabi juga bersabda:
“Ibadah yang paling utama bagi umatku ialah membaca Al-Quran”. (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Fadha’ilul-Quran)
Di dalam sebuah hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, oleh karena itu hendaklah kamu menyebutnya dengan kekuatan yang kamu mampu menyebutnya. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah tali Allah, cahaya yang terang benderang dan penawar yang berguna. Penjaga kepada siapa yang berpegang kepadanya, jaminan kejayaan bagi yang mengikutinya. Ia tidak salah yang menyebabkan ia tercela, ia tidak bengkok yang menyebabkan ia perlu dibetulkan, keajaibannya tidak kunjung habis dan ia tidak menjadi cacat sekalipun banyak (kandungannya) ditolak orang. Bacalah Al-Quran karena Allah akan memberi ganjaran ke atas setiap huruf dari bacaanmu dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan kepadamu Alif, Lam, Mim itu satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (Riwayat Al-Hakim)
Dalam satu wasiat kepada Abu Zar Rasulullah berkata:
“Kamu wajib melazimkan dirimu membaca Al-Quran karena ia adalah cahaya untuk kamu di bumi dan perbendaharaan untuk di langit.” (Riwayat Ibnu Hibban)
7- Senantiasa menjadikan doa sebagai perantara berhubungan dan permohonan kepada Allah di dalam setiap urusan hidup. Karena doa adalah inti bagi segala ibadah.
Untuk itu dirinya selalu memilih doa-doa yang ma’tsur dari Rasulullah saw. Sesungguhnya benar firman Allah bila Ia mengatakan:
“Mintalah doa kepadaku, niscaya aku akan memperkenankan permintaanmu”.
Adapun beberapa doa yang diajarkan Rasulullah saw kepada kita untuk dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim adalah sebagai berikut:
1. Doa saat akan tidur
“Dengan nama-Mu wahai Tuhanku, aku baringkan pinggangku dan karena Engkau aku mengangkatnya; jika Engkau tahan jiwaku (Kau ambil jiwaku) ampunilah diriku, jika Engkau lepaskan ruhnya, maka peliharalah diriku sebagaimana Kau pelihara hamba-hamba-Mu yang shalih”. (Hadits riwayat Jama’ah).
2. Doa ketika bangun dari tidur.
“Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah kami mati. Dan kepada-Nya kami kembali.” (Hadits riwayat Bukhari)
3. Doa ketika memakai pakaian dan menanggalkannya.
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini dan kebaikan yang ada padanya. Aku berlindung pada-Mu dari kejelekan pakaian ini dan kejelekan apa yang ada padanya”. (Hadits Riwayat Ibnus Sunni)
4. Doa ketika keluar dari rumah dan memasukinya.
“Dengan nama Allah aku bertawakal kepada-Nya; tidak ada daya, tidak ada kekuatan kecuali karena Allah”. (Sunan At-Tirmizi)
5. Doa ketika berjalan ke Masjid.
“Ya Allah, jadikanlah dalam hatiku cahaya, dalam pandanganku cahaya, pada pendengaranku cahaya, sebelah tangan kananku cahaya dan pada sebelah tangan kiriku cahaya, di atasku cahaya, di bawahku cahaya, di mukaku cahaya dan di belakangku cahaya dan jadikanlah bagiku cahaya.” (Bukhari)
6. Doa ketika memasuki masjid.
“Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu”.
7. Doa ketika keluar dari masjid.
“Ya Allah, aku memohon kepadamu kurniaan-Mu”. (Hadits Riwayat Muslim, Abu Daud dan Nasa’i)
8. Doa ketika hendak makan.
“Ya Allah, berkahilah kami pada apa-apa yang Kamu rezkikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa neraka, dengan nama Allah”. (Hadits riwayat Ibnu Sunni)
9. Doa setelah selesai makan.
“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan kepada kami, memberi minuman kepada kami dan menjadikan kami dari golongan Muslim”. (Hadits Riwayat Abu Daud, Tirmizi, Nasa’ie dan Ibnu Majah)
10. Doa ketika akan masuk kamar mandi.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari khubuth dan khaba’ith”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
11. Doa setelah keluar dari kamar mandi.
“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan aku mengecap kelezatannya dan menjauhkan aku dari kesakitannya”. (Hadits riwayat Ibn Sunni dan Al-Tabarani)
12. Doa sebelum bersetubuh.
“Dengan nama-Mu, ya Allah jauhkanlah dari kami syaitan dan jauhkan syaitan daripada apa yang Kau karuniakan kepada kami”. (Hadits riwayat Bukhari).
Jika ditakdirkan bagi mereka akan memperoleh anak, syaitan tidak akan memudharatkannya selama-lamanya.
13. Doa ketika tidak dapat tidur.
“Ya Allah, sudah terbenam bintang-bintang sudah terkatup banyak mata sedangkan Engkau hidup dan jaga, tidak tidur. Wahai Yang Tegak, Yang Hidup dan Yang Jaga, tenteramkanlah mataku”. (Hadits riwayat Ibnus Sunni daripada Zaid Ibn Tsabit)
14. Wirid selepas shalat.
“Barangsiapa yang bertasbih kepada Allah (membaca Subhanallah) sesudah setiap shalat 33 kali, membaca tahmid (Alhamdulillah) 33 kali dan membesarkan Allah (Allahuakbar) 33 kali. (Hadits riwayat Muslim daripada Abu Hurairah)
Dan digenapkan menjadi seratus dengan membaca:
“Tidak ada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya segala kekuatan dan kepunyaan-Nya segala pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu”. (Hadits riwayat Muslim)
15. Doa ketika selesai majelis.
“Maha suci Engkau ya Allah dengan segala puji-Mu aku bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Engkau, aku bermohon ampun kepadamu dan kau bertobat kepada-MU”.(Hadits riwayat Muslim daripada Ibn Umar)
16. Doa ketika menaiki kendaraan.
“Segala puji bagi Allah yang menggerakkan bagi kami kendaraan ini, padahal kami tidak sanggup melakukannya, dan sesungguhnya kami semuanya kembali kepada Tuhan kami”.(Hadits riwayat Muslim daripada Ibn Umar)
17. Doa ketika bermusafir.
“Ya Allah karena Engkau aku berusaha dan karena Engkau aku berjalan dan karena Engkau pula aku bepergian. Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dalam perjalanan ini kebajikan dan ketakwaan dan berupa amal yang Engkau ridhai. Ya Allah, ringankanlah bagi kami perjalanan kami ini dan dekatkanlah bagi kami yang jauhnya. Ya Allah, Engkaulah sahabat dalam perjalanan dan Wakil di tengah-tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kepayahan perjalanan, dari kesedihan penglihatan, dari kejelekan saat kembali pada harta, keluarga dan anak-anak”. (Hadits ini sambungan dari hadits sebelumnya)
18. Doa ketika hujan turun.
“Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat (dua kali atau tiga kali)”. (Hadits riwayat Ibnu Syaibah dari hadits Aisyah).
19. Doa ketika mendengar guruh.
“Ya Allah, jangan Engkau bunuh kami dengan murka-Mu dan jangan Engkau binasakan kami dengan siksa-Mu dan selamatkan kami sebelum itu”. (Hadits riwayat Tirmizi, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, dari hadits ‘Abdullah bin ‘Umar)
20. Doa ketika melihat anak bulan.
“Allah Maha Besar, ya Allah, muncullah bulan ini bagi kami dengan penuh berkah dan iman, keselamatan dan keislaman, taufiq pada apa-apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai ya Tuhanku dan Tuhanmu,Allah”. (Hadits riwayat At-Tirmizi dan Ibnu Hibban dan At-Tirmizi berkata: Hadits ini Hasan)
21. Doa kepada pengantin.
“Semoga Allah memberkati engkau dan memberkati atas kau dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan”. (Hadits riwayat Bukhari, Muslim dan empat ahli hadits dari Anas
dan Abu Hurairah).
22. Doa ketika melihat kanak-kanak.
“Aku bermohon perlindungan untukmu dengan kalimat Allah yang sempurna dari setiap syaitan dan racun, dan dari setiap mata yang membawa kejelekan”. (Hadits riwayat Bukhari dari hadits Ibnu ‘Abbas)
23. Doa ketika menziarahi orang sakit.
“Ya Allah, hilangkanlah penyakit ini, wahai yang memelihara manusia. Sembuhkan lah, sesungguhnya Engkaulah yang menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan yang diberikan oleh-Mu, kesembuhan yang tidak disertai rasa sakit”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah)
24. Doa ketika dukacita.
“Tidak ada Tuhan yang berhak menyembuhkan melainkan Engkau, sesungguhnya aku termasuk di kalangan orang-orang yang zhalim”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Usamah Ibn Zaid)
25. Doa takziah kematian.
“Sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang Ia ambil dan kepunyaan-Nya, apa yang Ia berikan dan segala sesuatu pada sisi-Nya sampai waktu yang ditentukan. Hendaklah kamu bersabar dan mengharapkan ganjaran”. (Hadits riwayat Bukhari dari hadits Usamah).
26. Doa dalam shalat jenazah.
“Ya Allah, maafkanlah dia dan berilah rahmat ke atasnya, selamatkanlah dia dan ampunilah dia, muliakanlah tempatnya, luaskan tempat masuknya dan bersihkanlah dia dengan air salju dan air dingin. Sucikanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan pakaian
yang putih dari kotoran, gantikanlah baginya rumah yang lebih baik daripada rumahnya, keluarganya dan pasangan yang lebih baik daripada pasangan yang dimilikinya. Masukkanlah dia ke surga dan lindungilah dia dari azab kubur dan azab neraka”.
(Hadits riwayat Muslim daripada ‘Aus Ibn Malik)
8. Meyakini bahwa ibadah kebutuhan bukan sekedar kewajiban dan beban yang telah diwajibkan Allah, dan Allah SWT sama sekali tidak membutuhkan ibadah hamba-hamba-Nya, sehingga akan selalu memeliharanya dan menjaganya bagaimanapun dan kapanpun serta dimanapun keberadaannya
9. Meyakini bahwa ibadah yang dilakukan tidak menjamin diri masuk surga kecuali karena rahmat Allah SWT, namun dengan ibadah kepada Allah dirinya berharap semoga Allah memberikan rahmat dan ridha serta menjadi sarana untuk mendapatkan pahala dan ketaqwaan yang menjadi langkah menggapai ridha Allah.
10. Meyakini bahwa ibadah sebagai jalan terbukanya rizki dan berbagai kebaikan.

MENJALANKAN KEHIDUPAN YANG BENAR.

MENJALANKAN KEHIDUPAN YANG BENAR.

Hidup di dunia ini adalah suatu penderitaan, itulah kesunyataan, itulah realitasnya yang dikatakan Budha . Untuk mengatasi penderitaan itu, Budha memberikan 8 jalan kebenaran a.l menjalani hidup dengan benar.
Dalam ajaran kepercayaan/agama, penderitaan itu digambarkan sebagai neraka, jadi dunia ini hakikatnya ialah alam neraka. Coba lihat di Haiti, lihat di Afrika, lihat di Timur Tengah, jeritan kematian ada setiap saat. Di Indonesia, lihat manusia di kolong jembatan, lihat mereka yang tergenang banjir, ditimbun tanah longsor, lihat mereka yang tergusur, mereka berteriak menangis tanpa harapan.

Disamping neraka, didunia ini juga ada sorga, lihat mereka yang hidup tenang, rukun damai, dicukupkannya rezeki, akhir hdupnya dibukakan pintu sorga, sehingga mereka melangkah kesorga dengan tenang.
Sesungguhnya kehidupan ini adalah suatu permainan yang melelahkan, adalah suatu kesenangan yang menipu. Di Akhirat nanti akan ada perhitungan apakah hukuman/laknat, atau ampunan/berkat. (57:20). Dalam menjalani hidup ini janganlah kita terlalu serius, mengorbankan hati nurani kita demi popularitas duniawi, sebab di akhirat nanti hati nurani kitalah yang akan mempertanggung jawabkan kehidupan ini. Apa yang terjadi di dunia ini semua sudah ditulis, kita hanya menjalani saja.( 57:22)

Budha memberikan 8 jalan kebenaran, Muhammad membawakan Wahyu yang memberikan petunjuk dan penerangan untuk menjalani kehidupan ini.

Alqur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran, dan kitab yang memberikan petunjuk (36:69) kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang2 yang kami pilih a.l
1. Kelompok yang menganiaya diri sendiri
2. Kelompok pertengahan,..
3. Kelompok yang telah berbuat kebaikan,.

Pada hari kiamat, (56 :7-10)
kelompok -1 ada disebelah kiri, alangkah sansaranya golongan ini/di neraka
Kelompok-2 disebelah kana, alangkah bahagianya golonganb ini / di sorga.
Kelompok-3 ada didepan, mereka telah masuk sorga,….

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas , saya umpamakan Alqur’an sebagai perahu yang mengangkut umat dari alam duniawi menuju alam sorgawi.
Kelompok kiri, mereka yang dibebani dengan urusan duniawi, seperti anak-istri, kekayaan, dendam, iri , cemburu , marah dll, mereka ini tidak bisa naik perahu karena beban duniawinya terlalu berat, roh mereka tetap tinggal di duniawi, walaupun fisiknya sudah mati. Mereka ini berada dalam alam neraka baik diduia maupun di akherat, maka itu disebut neraka yang kekal. Roh mereka gentanyangan di alam maya.

Kelompok pertengahan/tdk extrim, menjalani kebenaran misalnya sembahyang, berderma, membersihkan hati dan pikiran ( 87:14-15) Karena hatinya bersih, mereka tidak ada beban duniawi, dengan mudah masuk kedalam perahu, walaupun fisiknya tertinggal di duniawi. Ronya masuk alam sorgawi tanpa penderitaan, baik di dunia maupun di akherat.

Kelompok 3 mereka telah menjalankan kebaikan, meninggalkan kehidupan duniawi. Setiap kesempatan hanya melakukan sembahyang dan tasbihan menyatukan diri dengan Tuhan, Mereka ini sudah masuk sorga sebelum kematian fisiknya.

Yang disebut api neraka , yang membakar hati manusia baik di dunia maupun di akherat adalah amarah, dendam, iri hati, rakus, curang, dan semua penyakit hati lainnya, Kalau manusia sudah meninggal, penyakit hati ini tetap melengket pada roh, karena roh itu hakikatnya ialah bathin manusia yang sdh berpisah dengan raganya.

Mereka berperang yang dilandasi oleh kebencian, kemarahan dan dendam sudah ada dalam neraka sejak didunia ini, tetapi bagi mereka yang bunuh diri dengan meledakkan diri sendiri, bathinnya bersih masuk sorga, karena dendam yang membakar dirinya sudah dilepaskan dengan cara bunuh diri. Mereka yang membunuh karena kebencian, sampai matipun kebencian itu mereka bawa, sehingga rohnya berada dalam siksaan, baik dimasa hidup maupun sesudah mati.

Demikian pula mereka yang mati dalam medam perang karena kewajiban atau mempertahankan harga diri, sama dengan orang yang melepaskan diri dari api neraka duniawi, seperti penghinan , tanggung jawab sosial dll, masuk kedalam alam sorgawi karena beban duniawinya telah dilaksanakannya. Mereka ini termasuk para kesatria dan pahlawan bangsa.

Didalam begawan Gita dikatakan, “berbahagialah para kesatria yang dapat kesempatan untuk berperang, yang muncul tanpa dicari, karena hal itu , pintu kesorga terbuka baginya.(II/32).
Bagi mereka yang dibakar oleh dendam/amarah kemudian mati, mereka termasuk berada dalam neraka baik di dunia maupun di akherat, oleh karena itu agama mengajarkan silaturahmi, “menabur damai dalam hati”, saling maafa-memaafkan, melepaskan dendam yang membakar hidup kita.

Budha mnengajarkan : “dendam tidak akan dapat diakhiri dengan dendam.” Waktu beliau dihina, “dia katakan Hina itu kan dari mulut mereka, yang keluar dari hati yang hina, jagalah hatimu agar jangan ikut menjadi hina”

Demikianlah agama mengajarkan kita jalan hidup yang benar, bukan saling menghakimi satu sama lainnya coba baca ayat berikut : ” Kami menurunkan Alqur’an untuk manusia dengan membawa kebenaran, siapa yang mendapat petunjuk, maka petunjuk itu adalah untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat, maka sesat itu adalah untuk dirinya, kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab atas mereka. ( 39:41)

Jika anda menghakimi orang sesat, maka sesungguhnya anda juga termasuk orang sesat, penghinaan hanya keluar dari hati yang hina. Salam damai,…

Presiden: SEA Games upaya nyata wujudkan kebersamaan


 
MedanBisnis - Palembang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan ajang SEA Games sesungguhnya merupakan langkah nyata untuk memperkuat kebersamaan di kawasan Asia Tenggara.
Dalam sambutannya pada pembukaan SEA Games ke-26 di Stadion Sriwijaya, Kawasan Olahraga Jakabaring, Palembang, Jumat malam, Presiden menyatakan cita-cita besar ASEAN adalah mewujudkan kebersamaan dan kemitraan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara.

"ASEAN kian menjadi kawasan dinamis dan penuh kemajuan. Mari kita tingkatkan kerja sama dan kemitraan lebih tinggi untuk mewujudkan Asia Tenggara yang damai, adil, maju dan sejahtera," tutur Presiden yang mengenakan pakaian adat Palembang lengkap dengan ikat kepala.

SEA Games ke-26 yang dilaksanakan di Jakarta dan Palembang pada 11-22 November 2011 mengawali rangkaian kegiatan ASEAN pada akhir 2011. Pada 17-19 November 2011 di Bali akan diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang dihadiri oleh kepala negara/pemerintahan sepuluh negara anggota ASEAN.

"Sekarang menjadi tujuan bersama ASEAN melalui pertemuan-pertemuan penting ingin memperkokoh kebersamaan ASEAN dengan tema besar ASEAN satu visi, identitas, dan komunitas," ujar Presiden Yudhoyono.

Presiden yang menjabat Ketua ASEAN 2011 itu menyampaikan optimismenya bahwa Asia Tenggara akan menjadi wilayah dan pilar kemajuan penting pada tingkat Asia dan bahkan dunia.

"Tanda-tanda dan jalan Tuhan ke arah itu mulai tampak jelas dan Insya Allah akan memberikan peluang besar," katanya.

Atas nama negara dan pemerintah, Presiden Yudhoyono mengucapkan selamat datang dan selamat bertanding kepada peserta SEA Games ke-26.

"Melalui SEA Games 2011 ini saya berharap kita meraih prestasi tinggi dan menjadi kebanggaan baru bagi Asia Tenggara dan bahkan dunia," ujarnya.

Kepala Negara menyatakan dalam dunia olahraga selalu terbuka ruang untuk mencetak prestasi gemilang melalui tekad, upaya gigih, dan jiwa sportivitas yang tinggi.

Pembukaan SEA Games ke-26 yang berlangsung meriah meskipun hujan yang membasahi Stadion Sriwijaya. Pihak panitia untungnya telah menyediakan payung dan jas hujan berbahan plastik yang disediakan di kursi setiap penonton.

Para atlet peserta SEA Games yang melakukan defile akhirnya mengikuti sisa acara pembukaan sambil berdiri kehujanan di tengah stadion.

Presiden Yudhoyono yang sedianya menyampaikan pidato di panggung di tengah lapangan akhirnya berbicara dari atas tribun yang beratap. (ant)

Orang Kaya Harus Peduli pada Si Miskin


 
MedanBisnis – Tebingtinggi. Penjabat (Pj) Walikota Tebingtinggi H Eddy Syofian Purba mengharapkan kepada orang kaya agar peduli dan member bantuan kepada orang miskin. Sebab, doa orang miskin mustajab dan makbul.
"Tugas pemimpin untuk membangun kekompakan dan kehidupan di dunia dan akhirat, tugas orang kaya membantu orang miskin dan tugas orang miskin harus dapat mendoakan orang kaya. Jadi ibu-ibu PKK harus mempunyai tekad untuk merubah nasib ekonomi rumah tangga dan jangan tergantung dari suaminya saja," kata Eddy Syofian saat acara penandatangan kerjasama PT Bank Sumut dengan Tim Penggerak PKK Kota Tebingtinggi, Jum"at (1/4) di Gedung Balai Pertemuan Kartini jalan Imam Bonjol, kota setempat.

Turut hadir dalam acara tersebut, Sekdako Tebingtinggi H Asbi Budiman, Asisten I Hadi Winarno para kadis dan kabag serta camat dan lurah sejajaran Pemko Tebingtinggi, Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Dharma Wanita, tokoh masyarakat dan ibu-ibu yang akan menerima bantuan dari Bank Sumut.

Pemimpin Cabang PT Bank Sumut Tebingtinggi H Khairil Anwar mengatakan, produk Kredit Peduli Usaha Mikro Sumut Sejahtera (KPUM-SS) I ini diluncurkan pada tahun 2009 dengan mekanisme pemberian dan sasarannya adalah kaum ibu yang tergabung dalam kelompok keuangan mikro (KKM) dari masyarakat prasejahtera. Plafond kredit sebesar Rp 1 juta - Rp 5 juta dengan jangka waktu maksimal 24 bulan dengan suku bunga 18% pertahun.

"Produk KPUM SS-1 ini telah dilaksanakan diseluruh kabupaten di Sumatra Utara karena hal ini sejalan dengan komitmen yang telah kami sepakati dengan Bank Indonesia dalam rangka mencapai BDP regional Champion tahun 2014 yang menetapkan tiga pilar yang meliputi, penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas SDM dan peningkatan dan perluasan jaringan," papar Khairil Anwar.

Lebih lanjut disampaikan bahwa, produk KPUM SS 1 yang digulirkan ini bukanlah dana hibah. "Dana yang kami salurkan ini merupakan dana yang kami himpun dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Ny Hj Emelda Eddy Syofian mengatakan, kerjasama Tim Penggerak PKK Kota Tebingtinggi dengan Bank Sumut bertujuan memberikan bantuan modal kepada ibu-ibu yang bergerak dalam usaha kecil menengah (UKM) nantinya.

"Dengan diberinya modal, ibu-ibu dapat mengembangkan usaha sesuai dengan berkembangnya usaha tentunya akan mendapat hasil sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian fungsi ibu sebagai pencari nafkah tambahan akan memberi manfaat bagi ibu dan juga bagi keluarga," ujar Ny Emelda. (ali yustono)

DASAR-DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNTUK ORGANISASI PUBLIK

DASAR-DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNTUK ORGANISASI PUBLIK

A. SIM BERBASIS KOMPUTER

Adalah suatu sistem yang menempatkan perkakas pengolah data komputer dalam kedudukan yang penting Alasan mengapa komputer merupakan perkakas yang sangat penting dalam SIM modern, adalah :
Pertama, kemampuan komputer untuk mengolah data.

Persoalan pokok di dalam SIM modern adalah bagaimana mengkombinasikan kemampuan manusia dan kemampuan komputer untuk menghasilkan keputusan manejerial yang baik.
Kedua, teknologi otomasi melalui komputerisasi sudah tersedia dimana-mana dan dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Kemampuan dana dan manusia yang ada apabila tidak menggunakan SIM berbasis komputer sangat disayangkan.Kegagalan yang dialami oleh suatu SIM disebabkan oleh anggapan bahwa komputerisasi akan dapat memecahkan setiap persoalan dalam organisasi atau karena terlalu tingginya perkiraan (too high expectation)
Unsur-unsur SIM yang berbasis komputer adalah:
1. Manusia
2. Perangkat keras (hardware)
3. Perangkat lunak (software)
4. Data
5. Prosedur

Secara teknis pelaksanaan SIM berbasis komputer meliputi empat bagian, yakni input, pengolahan, penyimpanan dan output. Sistem operasi komputer modern dapat memperbaharui/meremajakan data dari sumber-sumber data dengan cara yang begitu komplek. Pada dasarnya ada dua cara peremajaan data:
1. Sistem pengolahan dalam gugus/tumpukan (batch processing)
Contoh: Di bank-bank dalam pembaruan catatan deposit nasabah selama satu hari
2. Sistem pengolahan waktu nyata (real-time Processing)
Contoh: Sistem pemesanan tiket pesawat. Pencatatan dalam penarikan di ATM
B. PERANGKAT KERAS
Menurut ukuran atau kapasitasnya perangkat keras digolongkan dalam empat kategori, yaitu :
1. Komputer Mikro
2. Komputer Mini
3. Komputer Besar
4. Super Komputer
C. Central Procesing Unit (CPU)
Inti dari setiap konfigurasi komputer adalah unit pengolah pusat. Komponen-komponen yang terdapat dalam CPU :
1. Input. Data yang hendak diolah dan instruksi-instruksi pengolahan diberikan kepada CPU melalui perkasas atau media input.
2. Output. Hasil akhir pengolahan data dari CPU ditulis pada berbagai bentuk media
3. Control Unit. Bagian ini berfungsi mengarahkan dan mengkoordinasi keseluruhan sistem komputer dalam pelaksanaan instruksi-instruksi program
4. Arithmetic logic Unit. Sebagi kalkulator CPU
5. Primary Strogage (penyimpan primer)
6. Bus. Adalah serangkaian kabel atau jalur yang membawa data.
Ukuran penyimpanan/lebat jalur trasnmisi
1. Bit (binari digit)
2. Byte

Ukuran kecepatan
1. Hertz.
Contoh : Apabila komputer deskpro 486 dengan kecepatan 50 Mhz, berarti micorprocessor clock yang dipakai untuk sinkronisasi operasi komputer bekerja sebanyak 50 juta putaran perdetik. 2. Mips. Singkatan dari millions of instruction per second. 3. Flops singkatan dari Floating-point instruction per second. yang mana kecepatannnya hingga Megaflops atau gigaflops
D. Penyimpanan
Penyimpanan data dapat dilakukan dalam main memory komputer dan penyimpan eksternal.
1. Main memory
Memori utama adalah penyimpanan yang dapat diakses secara langsung oleh CPU.
2. Penyimpanan eksternal
Contoh disket, Harddisk, compact Disk, microfishe dan microfilm, Magnetic tape.
3. Perkakas input
4. Keyboard
5. Mouse, joystick, trackball
6. Light pen, memasukkan data untuk aplikasi khusus biasanya untuk kegiatan rekayasa dan arsitektur.
7. Digitizer alat yang efisien untuk memasukkan data yang berupa gambar, peta, bagan atau lambang-lambang sehingga data tersebut dapat disimpan dalam bentuk sinyal-sinyal elektronik komputer
8. Bar code reader (membaca tanda garis tegak) swalayan, perpustakaan
9. Touch sensitive screen
10. Perkakas Output
1. Printer
2. Plotter, berfungsi untuk menterjemah sinyal-sinyal dari CPUmenjadi garis-garis atau kurva yang “tergambar” di atas kertas.
3. Facsimile yakni salinan teks, dokumen atau grafik yang di kirim secara elektronis dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
11. Perangkat lunak
Perangkat Lunak (Software) adalah serangkaian instruksi yang dapat dipahami oleh perangkat keras pengolah data atau komputer sehingga perangkat keras itu dapat melaksanakan pemrosesan data sesuai yang dikehendaki. Dalam kepustakaan tentang SIM, perangkat lunak disamakan dengan bahasa pemrograman (programming language). Sedangkan bahasa pemrograman sendiri pada intinya berisi serangkaian aturan-aturan yang memungkinkan instruktsi-instruksi tertentu dapat dilaksanakan oleh komputer (Parker, 1989:218 dalam Kumorotomo:1996:35)
12. Perangkat otak: pengorganisasian SIM modern
Dalam sistem informasi manajemen modern, untuk perangkat otak (brainware) atau unsur manusia menempati peranan sentral. Para manajer adalah user namun personalia dari satuan sistem informasi di dalam organisasi secara umum dibedakan menjadi tiga, macam, yaitu :
13. Analis/perancang sistem, bertugas mengadakan analissi dan penilaian tentang kebutuhan dari end usser, merancang sistem-sisstem pengolahan, dan menyusun spesifikasi kegiatan-kegiatan yang dapat ditunjang dengan perangkat komputer yang harus dikembangkan oleh organisasi
14. Programer, orang yang menyusun rankaian perintah-perintah dari data-data yang dimasukkan ke dalam sistem program.
15. Operator, orang-orang yang mengoperasikan komputer serta mencari dan mendistribusikan hasil-hasil pengolahannya disebut operator.

Perbedaan Antara System Life Cycle (SLC) dengan System Development Life Cycle (SDLC)

Perbedaan Antara System Life Cycle (SLC) dengan System Development Life Cycle (SDLC)


Pengertian System Life Cycle (SCL)

System Life Cycle (SLC) adalah proses evolusi yang diikuti oleh pelaksanaan sistem informasi dasar atau subsistem. Telah ada pendekatan implementasi tradisional sepanjang era komputer, dan ada perjanjian umum antara ahli-ahli komputer sehubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.

Beberapa SLC terdapat dalam perusahaan yang menggunakan komputer, mungkin ada seratus atau lebih. Pada kenyataannya SLC adalah sarana yang digunakan oleh manajemen untuk melaksanakan rencana strategis. Konsep life cycle menjadikan segala sesuatu yang tumbuh, menjadi dewasa setiap waktu dan akhirnya mati. Pola ini digunakan untuk sistem dasar komputer seperti subsistem pemrosesan data atau SSD.
System Life Cycle terdiri dari beberapa fase yaitu :
  1. Fase Perencanaan
    Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.
  2. Fase Analisis
    Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar untuk kontrol.
  3. Fase Desain
    Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang menyediakan desain. Desain system adalah ketentuan mengenal proses dan data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru.
Pengertian System Development Life Cycle (SDLC)

SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. System Development Lyfe Cycle (SDLC) merupakan keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Langkah yang digunakan meliputi :
  1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
  2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
  3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
  4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
  5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
  6. Merancang sistem informasi baru
  7. Membangun sistem informasi baru
  8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
  9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.

Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah

1. Analisis sistem
    Yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan

2. Spesifikasi kebutuhan sistem
    Yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan     membuatperencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem

3. Perancangan sistem
    Yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi                       

 4. Pengembangan sistem
    Yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan

5. Pengujian sistem
    Yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat

6. Implementasi dan pemeliharaan sistem
    Yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat

Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang. Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance.

Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem.