Kamis, 08 Desember 2011

Kekayaan Tidak Segalanya

SIAPA di antara Anda yang tidak ingin menjadi kaya?

Kaya di sini tentu saja dalam artian memiliki aset yang lebih dari cukup, baik itu aset likuid maupun nonlikuid. Tapi, sebagian dari Anda boleh jadi akan menjawab bahwa kekayaan bukan hal penting. Yang terpenting adalah bagaimana bisa hidup bahagia.

Anda benar, tetapi memiliki aset yang memadai juga penting, kendati bukan hal terpenting. Sebab, tidak sedikit kalangan yang hidupnya malah hanya mengejar kekayaan, dan akhirnya terjebak dalam paradigma uang adalah segalanya. Yang benar adalah bagaimana menjadi seimbang, yakni berupaya memiliki kekayaan secara wajar dan halal serta mampu menikmati dan memanfaatkannya. Konkretnya, enggan memiliki kekayaan juga bukan hal benar, namun berupaya meningkatkan kekayaan dengan segala cara lebih tidak benar.

Untuk tidak terjebak pada makna kekayaan, baik dalam pandangan yang menganggap kekayaan adalah segalanya dan juga sebaliknya, tidak salah jika kita cermati beberapa mitos yang mengemuka dalam masyarakat berkaitan denganuang ataupun kekayaan.

1. Uang tidak pernah cukup, maka harus dikejar terus.

Mitos ini salah kaprah, karena pada galibnya uang selalu cukup sepanjang kita tahu bagaimana memanfaatkan dan mengelolanya. Untuk mengelola uang hingga bisa bertumbuh dan menjadi cukup, selayaknya setiap orang memiliki perencanaan bagaimana mencari dan menggunakan uang.

Salah satu cara yang paling sederhana adalah menentukan lebih dulu berapa uang yang Anda perlukan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Memang, tingkat kebutuhan setiap orang beda, namun yang penting Anda harus menentukan sesuai dengan tingkat kehidupan yang Anda inginkan.

Setelah itu, Anda tentu akan mencari penghasilan. Di sini yang perlu Anda pastikan bukan mencari penghasilan sebesar-besarnya, melainkan bagaimana Anda memiliki kemampuan menghasilkanuang secara langgeng dan mampu memenuhi kebutuhan hidup Anda.

Jadi, bukan bagaimana mencari uang sebanyak-banyaknya, melainkan mengondisikan keadaan sehingga Anda memiliki uang yang cukup secara langgeng. Konkretnya, buat apa Anda memiliki uang dalam jumlah besar, kalau beberapa saat kemudian uang tersebut habis. Jauh lebih baik jika Anda memiliki uang cukup, namun terus berkelanjutan.

2. Jika memiliki uang, orang dapat memenuhi semua keinginannya.

Ini juga keliru. Tidak semua hal di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Hal-hal yang menyangkut “rasa” di hati, kerap tidak terkait dengan uang. Kalaupun ada yang mencoba membeli, sifatnya artifisial dan hanya sementara. Jadi, kalau pada dasarnya memang tidak bahagia, maka kendati memilikiuang berkarung-karung tetap saja tidak bahagia.

Oleh karena itu, jangan pernah berpikir uang merupakan satu-satunya cara mencapai tujuan hidup Anda. Atau di sisi lain, jika Anda masih merasa belum mampu mendapatkan uang dalam jumlah memadai, bukan berarti kiamat. Berapa pun uang Anda, sebenarnya tetap cukup, sepanjang Anda mau melakukan penyesuaian.

3. Uang perlu dicari agar bisa pensiun segera dan tidak perlu bekerja lagi.

Ini juga tidak terlalu tepat. Bekerja dan mencari uang adalah dua hal berbeda. Artinya, jika mencintai pekerjaan dan mendapatkan makna hidup di situ, kenapa mesti pensiun? Dengan kata lain,bekerja tidak selalu identik demi uang. Akan tetapi, jika pekerjaan Anda hanya memberi beban hidup, kendati menghasilkan banyak uang, untuk apa Anda lanjutkan? Pekerjaan dan uang itu mungkin sudah tak bisa dinikmati lagi.

Di sisi lain, jika Anda merasa klop dengan pekerjaan, kendati uang yang dihasilkan tidak terlalu banyak, namun bisa memberi kelanggengan, sebaiknya Anda berpikir dua kali soal uang. Hal yang penting, penghasilan Anda memadai, dalam arti dapat memenuhi kebutuhan Anda dalam jangka panjang, bahkan sampai pensiun.

4. Untuk menjadi kaya harus berpendidikan tinggi.

Mitos ini ada benarnya, tetapi tidak seratus persen. Realitasnya, kita melihat banyak orang tidak berpendidikan tinggi, tetapi memiliki aset sangat besar. Sebaliknya, tidak sedikit kalangan memiliki latar pendidikan tinggi, tetapi hidup serba kekurangan. Yang benar adalah bagaimana memanfaatkan pendidikan tinggi yang dimiliki untukbekerja atau memilih pekerjaan sesuai dengan minat dan memberikan penghasilan memadai.

5. Jika berhasil memiliki uang lebih banyak, maka akan lebih besar kesempatan menabung.

Ini benar-benar pelecehan, sebab menabung bisa dilakukan pada jumlah berapa pun. Menabung tidak bergantung pada besarnya pendapatan, tetapi lebih pada kemauan. Lebih dari itu, kebiasaan banyak orang, semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran.
SELAIN kelima hal tersebut, masih banyak mitos lain berkaitan dengan uang dan kekayaan yang berkembang di masyarakat. Namun, lepas apakah ada yang percaya dan terpengaruh atau tidak, intinya sebagian mitos tersebut tidak berdasar. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengubah paradigma dan tak menjadikan mitos sebagai referensi mencari kekayaan.

Hal yang utama, tentukan kembali tujuan hidup Anda. Kalau Anda tidak punya tujuan dalam hidup, buat apa hidup? Tentu saja tujuan hidup setiap orang berbeda dan setiap orang berhak menentukan tujuan hidup masing-masing.

Untuk mencapai tujuan hidup tersebut, siapa pun selayaknya memiliki perencanaan. Lazimnya, salah satu bagian dari tujuan hidup adalah memiliki tujuan keuangan, sekaligus membuat perencanaan. Dalam kaitan perencanaan keuangan inilah Anda mesti mampu menghindarkan diri dari mitos-mitos keuangan.

Akibat Sifat Dari Sombong

Sifat sombong merupakan 'bawaan' dari nenek moyang setan yaitu Iblis, yang dikisahkan dalam Al-Qur'an telah menolak perintah Allah Swt. ketika Allah Swt. memerintahkannya untuk 'sujud' kepada Nabi Adam As. dan sifat ini kemudian diwarisi oleh anak cucu Nabi Adam sampai sekarang.
Sombong merupakan perwujudan dari keegoan yang tinggi, entah itu bisa disebabkan oleh kelebihan fisik, materi, pangkat, jabatan, keilmuan, pendidikan, turunan atau yang lain-lainnya. Seorang yang sombong merasa bahwa dirinya lebih superior dibanding orang lain dan jika sudah muncul perasaan superior maka ia dapat menganggap rendah orang lain yang sekiranya ia nilai tidak seperti dia atau tidak sekelas/sebanding dengannya.
Sadar atau tidak sadar, sifat sombong dapat muncul kapanpun dan dimanapun karena setan sangat cerdik untuk menumbuhkan benih-benih kesombongan dalam diri manusia. Setiap kelebihan yang kita miliki akan dihembuskan sebagai benih dari sifat sombong itu.
Jika kita termasuk orang yang pandai, maka hembusan kesombongan itu dengan kepandaian yang kita miliki, kita akan merasa paling pandai dalam suatu hal dan ketika ada orang yang tidak mengerti yang bertanya maka muncullah kesombongan dengan tidak bersedia menjawab pertanyaan dari orang tersebut hanya karena merasa orang tersebut dijelaskan pun pasti tidak akan mengerti.
Jika kita termasuk seseorang yang diberikan kelebihan dalam hal fisik misal kulit yang putih bersih, maka hembusan kesombongan itu akan muncul ketika kita bertemu seseorang yang berkulit hitam gelap dan seketika dalam benak kita akan menganggap bahwa diri kita lebih baik karena kulit kita putih bersih, sangat jauh dengan orang tersebut yang berkulit hitam.
Jika kita adalah orang yang diberikan keluasan rezeki, maka hembusan kesombongan itu akan muncul misal ketika mungkin suatu hari tetangga kita yang kurang mampu datang mengetuk pintu rumah dan karena kita tahu bahwa yang datang adalah tetangga yang tidak mampu yang hanya akan menghabiskan waktu kita dan sama sekali tidak bermanfaat, kemudian kita meminta istri/anak atau pembantu untuk mengatakan bahwa kita tidak ada di rumah atau kita sedang istirahat dan tidak bisa diganggu.
Jika kita adalah orang yang berasal dari keturunan yang baik, maka hembusan kesombongan itu akan muncul misal ketika suatu hari kita membatasi diri untuk tidak bergaul dengan seseorang yang berasal dari 'keturunan/kelas/tingkatan/kasta' yang berbeda.
Jika kita adalah orang yang diberikan pangkat dan jabatan, maka hembusan kesombongan itu akan muncul misal ketika untuk sebuah acara kita hanya mengundang orang-orang yang memiliki pangkat setingkat atau beberapa tingkat di atas kita. Kita tidak mengundang orang-orang yang pangkat dan jabatannya berada di bawah kita.
Ada banyak macam hal yang mengakibatkan kesombongan dan semuanya itu hadir karena kelebihan-kelebihan yang kita miliki.
Teman saya bercerita yang singkatnya adalah terdapat dua keluarga, masing-masing dari dua keluarga itu memiliki putra dan putri.Kedua putra putri ini saling menyayangi dan memutuskan untuk menikah, namun orang tua si putri ternyata kurang mendukung karena menganggap bahwa si putra berasal dari keluarga yang kurang berada. Namun akhirnya dengan bujuk rayu, orang tua si putri mau juga untuk menikahkan mereka. Si putra ini tidak memiliki harta yang cukup banyak untuk membelikan calon istrinya maskawin yang kesannya 'tidak akan memalukan'. Untuk mensiasati soal maskawin ini si putri berupaya sendiri mengumpulkan semua perhiasan dari saudara-saudaranya tanpa sepengetahuan orang tua dan kemudian terkumpullah 50 gram emas yang ia berikan kepada si putra untuk maskawin. Si putri berharap orang tua dia dapat lebih memandang calon suaminya jika maskawinnya cukup berharga. Selepas nikah, si putri kemudian mengembalikan kembali emas maskawin kepada saudara-saudaranya. Tahun terus berganti dan sikap orangtua si putri ini tidak juga berubah, masih sering menghina dan menilai orang lain dari harta/kedudukan yang ia miliki. Dia masih sering menghina besannya sendiri yang memang kurang mampu. Sampai suatu hari Allah Swt. memberikan dia cobaan sakit yang berkepanjangan yang menyebabkan dia kehilangan harta bendanya. Mobilnya sudah dijual, rumahnya juga, uang dan segala macam perhiasan emas telah ludes untuk membiayai pengobatannya. Dan tidak lama kemudian malaikat maut mencabutnya dan ia meninggal dalam kondisi yang serba habis-habisan. Sebaliknya, besan yang dulu sering ia hina sekarang sudah diberikan keluasan rezeki dan memiliki rumah serta kendaraan. Dari kejadian itu orang-orang menganggap orang tua si putri mendapatkan balasan atas kesombongannya sendiri dan perlakuan dia yang sering merendahkan orang lain.
Jauhilah sifat sombong, seandainya telah muncul sifat menyombongkan diri kita dalam suatu hal maka lekaslah beristighfar memohon ampunan serta perlindungan dari Allah dan kita juga perlu menyadari bahwa semua yang telah Allah ciptakan dan berikan baik itu kaya miskin, lapang sempit, turunan, fisik dan lain sebagainya merupakan variasi dalam hidup ini  dan sebaik-baik dari kita di sisi Allah Swt. adalah orang yang paling bertakwa, bukan orang yang hartanya banyak, bukan orang yang pangkatnya tinggi dan bukan pula orang yang berwajah tampan dan cantik.
Semoga Allah Swt. memberikan kita kekuatan untuk menghilangkan sifat sombong dalam diri kita.

Mencari Orang Yang Jujur Itu Sulit

Mencari orang yang jujur di zaman ini amatlah sulit. Sampai pun ia rajin shalat, jidadnya terlihat rajin sujud (karena saking hitamnya), belum tentu bisa memegang amanat dengan baik. Ada cerita yang kami saksikan di desa kami.
Seorang takmir masjid yang kalau secara lahiriyah nampak alim, juga rajin menghidupkan masjid. Namun belangnya suatu saat ketahuan. Ketika warga miskin mendapat jatah zakat dan disalurkan lewat dirinya, memang betul amplop zakat sampai ke tangan si miskin. Tetapi di balik itu setelah penyerahan, ia berkata pada warga, "Amplopnya silakan buka di rumah (isinya 100.000 per amplop). Namun kembalikan untuk saya 20.000." Artinya, setiap amplop yang diserahkan asalnya 100.000, namun dipotong sehingga tiap orang hanya mendapatkan zakat 80.000. Padahal dari segi penampilan tidak ada yang menyangka dia adalah orang yang suka korupsi seperti itu. Tetapi syukurlah, Allah menampakkan belangnya sehingga kita jadi tahu tidak selamanya orang yang mengurus masjid itu termasuk orang-orang yang jujur.
Perintah untuk Berlaku Jujur
Dalam beberapa ayat, Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk berlaku jujur. Di antaranya pada firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At Taubah: 119).
Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,
فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)
Dalam hadits dari sahabat 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta.  Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
 
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ
حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)

Begitu pula dalam hadits dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.” (HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200, hasan shahih). Jujur adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu kejelekan. Yang namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan, sebaliknya kejelekan selalu membawa kegelisahan dalam jiwa.
Basyr Al Haafi berkata,
من عامل الله بالصدق، استوحش من الناس
"Barangsiapa yang berinteraksi dengan Allah dengan penuh kejujuran, maka manusia akan menjauhinya." (Mukhtashor Minhajil Qoshidin, 351). Karena memang jujur itu begitu asing saat ini, sehingga orang yang jujur dianggap aneh.
Perintah untuk Menjaga Amanat
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya" (QS. An Nisa': 58)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ
"Tunaikanlah amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu." (HR. Abu Daud no. 3535 dan At Tirmidzi no. 1624, hasan shahih)
Khianat ketika diberi amanat adalah di antara tanda munafik. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
"Ada tiga tanda munafik: jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanat, ia khianat." (HR. Bukhari no. 33)
Jadi, jika dititipi amanat, jagalah amanat tersebut itu dengan baik. Jangan sampai dikorupsi, jangan sampai dikurangi dan masuk kantong sendiri. Ingatlah ancaman dalam dalil di atas sebagaimana dikata munafik.
Kunci Utama
Kunci utama agar kita menjaga amanat ketika dititipi uang misalnya, sehingga tidak dikorupsi atau dikurangi adalah dengan memahami takdir ilahi. Ingatlah bahwa setiap orang telah ditetapkan rizkinya. Allah tetapkan rizki tersebut dengan adil, ada yang kaya dan ada yang miskin. Allah tetapkan ada yang berkelebihan harta dari lainnya, itu semua dengan kehendak Allah karena Dia tahu manakah yang terbaik untuk hamba-Nya. Sehingga kita hendaklah mensyukuri apa yang Allah beri walaupun itu sedikit.
اللهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ القَوِيُّ العَزِيزُ
Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy Syura: 19)
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27) Ibnu Katsir rahimahullah lantas menjelaskan,“Seandainya Allah memberi hamba tersebut rizki lebih dari yang mereka butuh , tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 12/278)
Jika setiap orang memahami hal di atas, maka sungguh ia tidak akan korupsi, tidak akan menipu dan lari dari amanat. Realita yang kami saksikan sendiri menunjukkan bahwa mencari orang yang jujur itu amat sulit di zaman ini. Kita butuh menyeleksi dengan baik jika memberi amanat pada orang lain. Hanya dengan modal iman dan takwa-lah serta merasa takut pada Allah, kita bisa memiliki sifat jujur dan amanat.

Moga Allah Memberi Akhlak Mulia
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ
Allahumma inni a’udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa’ [Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mungkar].” (HR. Tirmidzi no. 3591, shahih)
Wallahu waliyyut taufiq

Cowok Idaman Para Cewek ( Cerita Humor )

COWOK IDAMAN PARA CEWEK

Cewek : Mas kerja dimana?

Cowok : Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali…
Cewek : (WAW…Konglomerat pasti!)… Mas tinggal dimana?
Cowok : Pondok Indah Bukit Golf…
Cewek : (WAW kereenn…Rumah Orang-orang “The Haves”) Pasti gede rumahnya yah…?
… Cowok : Ngga ah…Biasa aja koq…cuma 3000 m2…
Cewek : (Busett!) Pasti mobilnya banyak yah…?
Cowok : Sedikit koq…Cuma ada Ferrari. Jaguar. Mercedes. BMW. Mazda…
Cewek : (Wah cowok idaman gue nihh!!) Mas uda punya istri…?
Cowok : Hmm…Sampai saat ini belum tuh…hehe…
Cewek : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya…) Mas merokok??
Cowok : Tidak…rokok itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh…
Cewek : (Wah sehat nihh!) Mas suka minum-minuman keras?
Cowok : Tidak donk…
Cewek : (Gilee…Cool abissss!!) Mas suka maen judi??
Cowok : Nggak…ngapain juga judi? ngabisin duit aja
Cewek : (Ooohhhh…So sweett…) Mas suka dugem gitu ga??
Cowok : Tidak tidak…
Cewek : (Iihh…sholeh banget nih cowok!) Mas udah naik haji?
Cowok : Yah…baru 3x dan umroh paling 6x…
Cewek : (Subhanallah…calon surgawi…) Hobinya apa sih mas?
Cowok : BOHONGIN orang……