Jumat, 11 November 2011

MENJALANKAN KEHIDUPAN YANG BENAR.

MENJALANKAN KEHIDUPAN YANG BENAR.

Hidup di dunia ini adalah suatu penderitaan, itulah kesunyataan, itulah realitasnya yang dikatakan Budha . Untuk mengatasi penderitaan itu, Budha memberikan 8 jalan kebenaran a.l menjalani hidup dengan benar.
Dalam ajaran kepercayaan/agama, penderitaan itu digambarkan sebagai neraka, jadi dunia ini hakikatnya ialah alam neraka. Coba lihat di Haiti, lihat di Afrika, lihat di Timur Tengah, jeritan kematian ada setiap saat. Di Indonesia, lihat manusia di kolong jembatan, lihat mereka yang tergenang banjir, ditimbun tanah longsor, lihat mereka yang tergusur, mereka berteriak menangis tanpa harapan.

Disamping neraka, didunia ini juga ada sorga, lihat mereka yang hidup tenang, rukun damai, dicukupkannya rezeki, akhir hdupnya dibukakan pintu sorga, sehingga mereka melangkah kesorga dengan tenang.
Sesungguhnya kehidupan ini adalah suatu permainan yang melelahkan, adalah suatu kesenangan yang menipu. Di Akhirat nanti akan ada perhitungan apakah hukuman/laknat, atau ampunan/berkat. (57:20). Dalam menjalani hidup ini janganlah kita terlalu serius, mengorbankan hati nurani kita demi popularitas duniawi, sebab di akhirat nanti hati nurani kitalah yang akan mempertanggung jawabkan kehidupan ini. Apa yang terjadi di dunia ini semua sudah ditulis, kita hanya menjalani saja.( 57:22)

Budha memberikan 8 jalan kebenaran, Muhammad membawakan Wahyu yang memberikan petunjuk dan penerangan untuk menjalani kehidupan ini.

Alqur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran, dan kitab yang memberikan petunjuk (36:69) kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang2 yang kami pilih a.l
1. Kelompok yang menganiaya diri sendiri
2. Kelompok pertengahan,..
3. Kelompok yang telah berbuat kebaikan,.

Pada hari kiamat, (56 :7-10)
kelompok -1 ada disebelah kiri, alangkah sansaranya golongan ini/di neraka
Kelompok-2 disebelah kana, alangkah bahagianya golonganb ini / di sorga.
Kelompok-3 ada didepan, mereka telah masuk sorga,….

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas , saya umpamakan Alqur’an sebagai perahu yang mengangkut umat dari alam duniawi menuju alam sorgawi.
Kelompok kiri, mereka yang dibebani dengan urusan duniawi, seperti anak-istri, kekayaan, dendam, iri , cemburu , marah dll, mereka ini tidak bisa naik perahu karena beban duniawinya terlalu berat, roh mereka tetap tinggal di duniawi, walaupun fisiknya sudah mati. Mereka ini berada dalam alam neraka baik diduia maupun di akherat, maka itu disebut neraka yang kekal. Roh mereka gentanyangan di alam maya.

Kelompok pertengahan/tdk extrim, menjalani kebenaran misalnya sembahyang, berderma, membersihkan hati dan pikiran ( 87:14-15) Karena hatinya bersih, mereka tidak ada beban duniawi, dengan mudah masuk kedalam perahu, walaupun fisiknya tertinggal di duniawi. Ronya masuk alam sorgawi tanpa penderitaan, baik di dunia maupun di akherat.

Kelompok 3 mereka telah menjalankan kebaikan, meninggalkan kehidupan duniawi. Setiap kesempatan hanya melakukan sembahyang dan tasbihan menyatukan diri dengan Tuhan, Mereka ini sudah masuk sorga sebelum kematian fisiknya.

Yang disebut api neraka , yang membakar hati manusia baik di dunia maupun di akherat adalah amarah, dendam, iri hati, rakus, curang, dan semua penyakit hati lainnya, Kalau manusia sudah meninggal, penyakit hati ini tetap melengket pada roh, karena roh itu hakikatnya ialah bathin manusia yang sdh berpisah dengan raganya.

Mereka berperang yang dilandasi oleh kebencian, kemarahan dan dendam sudah ada dalam neraka sejak didunia ini, tetapi bagi mereka yang bunuh diri dengan meledakkan diri sendiri, bathinnya bersih masuk sorga, karena dendam yang membakar dirinya sudah dilepaskan dengan cara bunuh diri. Mereka yang membunuh karena kebencian, sampai matipun kebencian itu mereka bawa, sehingga rohnya berada dalam siksaan, baik dimasa hidup maupun sesudah mati.

Demikian pula mereka yang mati dalam medam perang karena kewajiban atau mempertahankan harga diri, sama dengan orang yang melepaskan diri dari api neraka duniawi, seperti penghinan , tanggung jawab sosial dll, masuk kedalam alam sorgawi karena beban duniawinya telah dilaksanakannya. Mereka ini termasuk para kesatria dan pahlawan bangsa.

Didalam begawan Gita dikatakan, “berbahagialah para kesatria yang dapat kesempatan untuk berperang, yang muncul tanpa dicari, karena hal itu , pintu kesorga terbuka baginya.(II/32).
Bagi mereka yang dibakar oleh dendam/amarah kemudian mati, mereka termasuk berada dalam neraka baik di dunia maupun di akherat, oleh karena itu agama mengajarkan silaturahmi, “menabur damai dalam hati”, saling maafa-memaafkan, melepaskan dendam yang membakar hidup kita.

Budha mnengajarkan : “dendam tidak akan dapat diakhiri dengan dendam.” Waktu beliau dihina, “dia katakan Hina itu kan dari mulut mereka, yang keluar dari hati yang hina, jagalah hatimu agar jangan ikut menjadi hina”

Demikianlah agama mengajarkan kita jalan hidup yang benar, bukan saling menghakimi satu sama lainnya coba baca ayat berikut : ” Kami menurunkan Alqur’an untuk manusia dengan membawa kebenaran, siapa yang mendapat petunjuk, maka petunjuk itu adalah untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat, maka sesat itu adalah untuk dirinya, kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab atas mereka. ( 39:41)

Jika anda menghakimi orang sesat, maka sesungguhnya anda juga termasuk orang sesat, penghinaan hanya keluar dari hati yang hina. Salam damai,…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar